Kamis, 25 Juni 2020

Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Dan New Normal



COVID-19 atau lebih dikenal dengan virus corona adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.  Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di wuhan, Tiongkok bulan Desembebr 2019. Beberapa jenis coronavirus diketahui meneybabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus terus mendatangkan malapetaka dibelahan dunia dan industri teknologi global. Banyak perusahaan telah menutup pabrik mereka dan melarang perjalanan terkait bisnis dan acara acara industri besar seperti Facebook, Ganeva Motor Show, Google I/O dan Mobile Word Congress terus dibatalkan karena wabah tersebut.
Pemanfaatan teknologi dalam mengahdapi covid-19 salah satunya yaitu terjadi dalam sektor pendidikan yang melibatkan begitu banyak aktivitas fisik bersifat rutin, seperti pertemuan tatap muka di kelas, proses pembimbingan akademik, pertemuan formal dalam forum seminar dan lain sebagainya. Namun demikian, berbagai aktivitas rutin ini terhambat karena untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19, pemerintah telah menerapkan kebijakan physical distancing.
Melihat fenomena di atas, maka bagi penerapan metode online learning (e-learning) menjadi suatu keniscayaan dan pilihan terbaik bagi dunia pendidikan. Berbagai institusi pendidikan saat ini mulai memanfaatkan teknologi dan menerapkan sistem pembelajaran online untuk menunjang aktivitas pembelajaran. 
Penyajian sistem pembelajaran online (e-learning) dengan menggunkan zoom atau google meet ini lebih interaktif dan bersifat borderless, inilah yang memungkinkan aktivitas pembelajaran dan perkuliahan bisa dilakukan secara efektif dan efisien. 
Selain dalam sektor pendidikan Teknologi informasi juga sangat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia dalam mengahadapi covid-19 ini, bulan maret lalu pemerintah akan membuat aplikasi berbasis sistem berbasis teknologi informasi tentang perkembangan kasus corona atau COVID-19. Teknologi ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui dan memprediksi siapa saja yang berkontak dengan pasien positif corona. Dengan begitu, penyebaran virus tersebut bisa dilacak dengan baik.
Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, teknologi tersebut akan lebih efektif ketimbang melakukan tracing secara konvensoinal atau wawancara. Akan tetapi, teknologi tersebut belum siap diluncurkan karena masih dalam proses pengembangan dan diharapkan kelar dalam waktu dekat. 
Mulai bulan juni pemerintah sudah menerapkan new normal untuk beberapa wilayah di indonesia yang mengalami penurunan angka penyebaran covid-19 dan sekolah akan kembali di buka pada bulan juli mendatang. New normal ata era baru bukan berarti sudah terbebas dari ancaman penularan covid-19, diperbolehkan melakukan aktifitas seperti berdagang, car free day, beribadah, dan bekerja akan tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan pemerintah indonesia.
Semasa pandemi Covid-19 ini, perusahaan teknologi digital Google merilis Covid-19 Community Mobility Report yang dapat diakses secara daring dan secara berkala dimutakhirkan. Laporan ini membantu memetakan persentase mobilitas warga berdasarkan amatan dari citra dan teknologi yang digunakan dalam produk Google Maps. Sajian data dari Google bisa dipilah berdasarkan sejumlah provinsi di Indonesia dan dilihat grafiknya mobilitasnya sejak Covid-19 merebak di awal Maret 2020.

0 komentar:

Posting Komentar